Tempat wisata di Labuan Bajo tidak hanya berupa gugusan bukit, padang savana, pantai indah, dan dermaga tempat untuk menyaksikan keindahan sunset saja, melainkan pesona wisata yang tentunya masih sangat beragam. Salah satunya adalah pilihan wisata yang saat ini sedang dilirik adalah wisata budaya dan adat yang biasanya disuguhkan oleh desa-desa wisata. Sesuai dengan namanya, desa-desa wisata ini memamerkan adat dan budaya asli masyarakat setempat. Kira-kira desa mana saja yang masuk dalam daftar desa wisata Labuan Bajo? Yuk simak informasinya.
Daftar Desa Wisata Labuan Bajo
Wae Rebo
Wae Rebo adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai. Secara geografis, desa ini berada di daratan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan desa-desa lainnya. Bahkan desa ini sering dijuluki sebagai desa di atas awan karena memang letaknya di daratan dengan ketinggian 1.200 meter di atas permukaan air laut.
Untuk mencapai desa ini, pengunjung harus menempuh jalur yang terus menanjak kurang lebih selama 3 jam. Desa ini tak hanya menyuguhkan suasana pedesaan yang asri, sejuk, dan segar, melainkan juga memamerkan panorama rumah adat yang sangat khas.
Rumah adat di desa ini memiliki bentuk yang sangat unik. Sekilas bentuknya seperti kerucut yang berwarna hitam dengan beberapa lubang sebagai jendelanya. Bagian atap rumah ini menaungi keseluruhan struktur rumah hingga ke bawah. Jumlah rumah adat di desa ini bisa dibilang sedikit. Hanya beberapa unit saja. Sedang pemukiman yang ada di sekitarnya telah dipenuhi dengan rumah-rumah biasa.
Saat malam, desa ini menjadi salah satu spot terbaik untuk menikmati pemandangan gugusan bintang Bima Sakti dengan mata telanjang. Benar-benar menarik ya kawan.
Gurusina
Gurusina diyakini sebagai salah satu desa adat yang paling tua di Labuan Bajo. sekitar tahun 2018 lalu, perkampungan adat ini sempat terbakar. Namun tak lama kemudian pemerintah daerah kembali melakukan perbaikan hingga kembali ada hingga sekarang.
Hal menarik lainnya dari desa adat yang satu ini adalah situs megalitikum yang masih terjaga dengan sangat baik hingga sekarang ini. Anda bisa melihat situs megalitikum yang berupa monumen batu yang berada di tengah desa.
Panorama alam di desa ini juga sungguh memukau. Deretan rumah adat terlihat lebih artistik dengan latar belakang Gunung Inerie. Berminat untuk mengunjungi desa wisata ini?
Baca juga: Rekomendasi Wisata Pantai di Bengkulu yang Cantik
Desa Bena
Desa Bena adalah desa adat yang paling terkenal di Labuan Bajo. Desa adat ini dibangun di atas lahan yang kontur tanahnya berundak. Total ada 9 suku yang mendiami desa ini. Kesembilan suku ini dengan sangat konsisten masih menjunjung tinggi adat, tradisi, dan budaya asli masing-masing suku.
Dari Desa Bena, kita juga dapat memandang bukit terkenal di Labuan Bajo, Bukit Wolo Ra. Tepat di belakang Bukit Wolo Ra, kita juga dapat menyaksikan gagahnya Gunung Inerie. Ada juga pantai cantik di sebelah Selatan Pulau Flores.
Desa Totolela
Desa adat ini masih berada di kaki Gunung Inerie, tepatnya 45 kilometer dari Bajawa. Lokasi desa adat ini berada tepat di puncak sebuah bukit. Jika Anda berada di desa ini lalu Anda ingin pindah menuju desa adat Bena, Anda hanya perlu menuruni jalan antar-desa kurang lebih selama 1 jam.
Masyarakat Desa Totolela terkenal sangat ramah. Siapapun yang mengunjungi desa adat mereka, mereka akan sangat antusias untuk menyambut para wisatawan yang datang ke desa mereka.
Dan ada yang menarik dari desa ini. Tiap rumah adat di desa ini dilengkapi dengan sebuah tanduk kerbau yang sebelumnya telah dikorbankan ketika upacara ada. Kemudian keunikan lainnya adalah sebagian besar masyarakat desa adat ini berprofesi sebagai pengrajin alat musik tradisional Flores yang disebut Bombardom. Alat musik khas Flores ini berbahan dasar bambu.
Melo
Nah, apabila Anda ingin berwisata atau pergo trip Labuan Bajo di desa wisata yang tak jauh dari Kota Labuan Bajo, Desa Melo adalah pilihan yang paling tepat. Desa adat yang satu ini relatif lebih dekat dengan Labuan Bajo. Waktu tempuh dari Labuan Bajo ke desa adat ini hanya sekitar 45 menit saja.
Setibanya di sana, Anda dan wisatawan lainnya akan mendapat sambutan langsung dari ketua adat. Prosesi penyambutannya pun terbilang unik, yaitu dengan meletakan sebuah selendang tenun khas Desa Melo di pintu masuk utama desa ini.
Usai disambut, Anda dan wisatawan lainnya akan didoakan lalu disuguhi dengan tarian khas sana, yaitu Tari Caci. Tari Caci ini dibawakan oleh dua penari laki-laki yang mana kedua penari ini melakukan gerakan-gerakan mencambuk diri sambil menari.
Selain masih menjaga keaslian adat, budaya, dan tradisi, kelima desa wisata Labuan Bajo ini juga sangat terkenal dengan keindahan alamnya yang masih sangat asli dan asri. Udara di desa-desa ini masih sangat bersh. Sepanjang mata memandang, terdapat hamparan bukit-bukit hijau; ada beberapa di antaranya yang dikelilingi lautan yang airnya tampak berkilau dari kejauhan.