Sejarah periklanan telah mengalami evolusi panjang, dari metode sederhana hingga strategi digital yang kompleks.
Periklanan memainkan peran penting dalam pemasaran, membantu bisnis dan organisasi menyampaikan pesan kepada audiens yang lebih luas.
Bagaimana iklan pertama kali muncul? Siapa yang membuat iklan dalam bentuk awalnya?
Artikel ini akan membahas perkembangan periklanan dari zaman kuno hingga era digital, menyoroti inovasi dan perubahan yang membentuk industri periklanan modern.
Sejarah Periklanan di Dunia
1. Iklan di Zaman Kuno
Sejarah periklanan dimulai sejak peradaban kuno. Saat itu, pedagang dan penguasa menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Beberapa bentuk iklan awal yang ditemukan antara lain:
- Prasasti dan Ukiran Batu – Ditemukan di Mesir Kuno dan Babilonia, digunakan untuk mengiklankan produk, hukum, atau pengumuman penting.
- Papan Pengumuman Publik – Bangsa Romawi menggunakan plakat dan ukiran di dinding untuk mengumumkan acara atau mempromosikan produk.
- Iklan Lisan – Di Yunani Kuno, pedagang sering mengandalkan orator atau pengumuman verbal di pasar untuk menarik pelanggan.
Pada tahap ini, iklan masih bersifat informatif dan belum memiliki elemen persuasi yang kuat seperti dalam iklan modern.
2. Iklan Cetak (1400-an – 1800-an)
Munculnya mesin cetak pada abad ke-15 menandai perubahan besar dalam sejarah periklanan.
Sebelumnya, informasi hanya dapat disebarluaskan melalui tulisan tangan atau komunikasi lisan, yang membatasi jangkauan pesan.
Penemuan Johannes Gutenberg memungkinkan pencetakan massal, membuka peluang baru bagi iklan untuk menjangkau lebih banyak orang dengan biaya lebih rendah.
Selama periode ini, berbagai bentuk iklan cetak mulai berkembang dan menjadi alat utama dalam pemasaran.
Berikut adalah beberapa inovasi utama dalam iklan cetak pada masa tersebut:
Pamflet dan Brosur

Pamflet dan brosur menjadi salah satu bentuk iklan cetak pertama yang digunakan secara luas.
Pedagang dan bisnis mulai mencetak selebaran kecil berisi informasi tentang produk atau jasa yang mereka tawarkan.
- Pamflet sering kali berisi deskripsi produk, harga, dan tempat penjualan.
- Brosur lebih terperinci, menampilkan gambar atau ilustrasi untuk menarik perhatian pembaca.
- Pedagang di kota-kota besar seperti London dan Paris menggunakan pamflet untuk mempromosikan barang dagangan mereka.
Media ini efektif karena mudah disebarkan di tempat umum seperti pasar, toko, dan jalanan yang ramai.
Iklan di Surat Kabar

Pada abad ke-17, surat kabar mulai berkembang dan menjadi salah satu media utama untuk menyebarkan informasi.
Tidak lama kemudian, iklan mulai muncul dalam bentuk kolom kecil yang berisi pengumuman dagang, lowongan kerja, atau pemberitahuan acara.
- Iklan pertama dalam surat kabar muncul di Inggris pada tahun 1625, mempromosikan sebuah buku.
- Di Amerika Serikat, surat kabar The Boston News-Letter yang terbit pada tahun 1704 mulai memuat iklan berbayar dari pengusaha lokal.
- Iklan surat kabar masih sederhana, sebagian besar berbentuk teks tanpa elemen visual yang mencolok.
Meskipun demikian, surat kabar memberikan keuntungan besar dalam jangkauan, karena dapat menjangkau masyarakat luas dalam waktu singkat.
Iklan di Majalah
Pada abad ke-18, majalah mulai berkembang sebagai media komunikasi yang lebih eksklusif dibandingkan surat kabar.
Perusahaan mulai menyadari bahwa majalah dapat digunakan untuk mempromosikan produk kepada segmen pasar tertentu.
- Majalah menawarkan ruang iklan dengan desain yang lebih menarik dan tata letak yang lebih baik dibandingkan surat kabar.
- Beberapa majalah populer seperti The Gentleman’s Magazine di Inggris mulai menampilkan iklan untuk berbagai produk, dari obat-obatan hingga pakaian.
- Dengan perkembangan teknik cetak, iklan mulai menampilkan ilustrasi sederhana untuk meningkatkan daya tarik visual.
Majalah menjadi media yang ideal untuk iklan karena memiliki pembaca yang lebih tersegmentasi, memungkinkan perusahaan menargetkan audiens yang lebih spesifik.
Pada periode ini, siapa yang membuat iklan? Sebagian besar iklan dibuat oleh pedagang, perusahaan dagang, dan penerbit yang ingin mempromosikan produk mereka ke pasar yang lebih luas.
Meskipun desainnya masih sederhana, iklan cetak berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap berbagai produk dan jasa, menjadi dasar bagi perkembangan iklan modern di abad berikutnya.
3. Iklan di Era Radio dan Televisi (1900-an)

Perkembangan teknologi elektronik pada abad ke-20 membawa perubahan besar dalam dunia periklanan. Sebelum era ini, iklan masih terbatas pada media cetak seperti surat kabar dan majalah.
Namun, dengan munculnya radio dan televisi, iklan dapat disampaikan secara audio dan visual, menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan menarik bagi audiens.
Media elektronik memungkinkan iklan menjangkau masyarakat dalam skala yang jauh lebih besar.
Perusahaan mulai menyadari potensi besar dalam periklanan massal, di mana satu iklan dapat menjangkau jutaan orang dalam waktu singkat.
Iklan Radio (1920-an – 1940-an)
Radio menjadi media komunikasi massa yang sangat populer pada awal abad ke-20. Ketika stasiun radio komersial mulai bermunculan, iklan menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi industri ini.
- Siaran radio komersial pertama dimulai pada tahun 1920, dengan stasiun KDKA di Pittsburgh, Amerika Serikat.
- Iklan radio pertama kali berbentuk sponsorship acara, di mana perusahaan membiayai program tertentu dengan imbalan promosi produk mereka.
- Jingle iklan mulai diperkenalkan untuk menarik perhatian pendengar. Musik dan slogan yang mudah diingat menjadi strategi efektif dalam pemasaran.
Salah satu contoh iklan radio terkenal adalah kampanye iklan sabun “Palmolive” pada tahun 1930-an, yang mengintegrasikan promosi produk ke dalam program radio populer.
Meskipun hanya berbentuk audio, iklan radio sangat efektif karena dapat menjangkau audiens di berbagai tempat—baik di rumah, tempat kerja, maupun saat bepergian.
Iklan Televisi (1950-an – 1980-an)
Munculnya televisi pada pertengahan abad ke-20 mengubah periklanan secara drastis. Tidak hanya suara, iklan kini dapat ditampilkan dengan visual yang bergerak, membuatnya lebih menarik dan persuasif.
- Iklan televisi pertama ditayangkan pada tahun 1941 oleh perusahaan jam tangan Bulova di Amerika Serikat. Iklan ini hanya berdurasi 10 detik, tetapi menandai awal dari era baru dalam periklanan.
- Pada tahun 1950-an, iklan televisi mulai berkembang dengan konsep cerita pendek, di mana produk dipromosikan melalui skenario yang menarik dan relatable bagi konsumen.
- Elemen sinematik dan efek visual semakin digunakan untuk menarik emosi dan membangun kesan mendalam.
Era televisi juga melahirkan ikon iklan legendaris, seperti Ronald McDonald dari McDonald’s atau Marlboro Man dari Marlboro.
Tokoh-tokoh ini menjadi bagian dari strategi pemasaran jangka panjang, membantu merek membangun identitas yang kuat di benak konsumen.
Dampak Periklanan Massal
Era ini memperkenalkan konsep periklanan massal, di mana satu iklan dapat menjangkau jutaan orang sekaligus dalam satu kali tayang.
Hal ini mengubah strategi pemasaran perusahaan, yang kini lebih fokus pada:
- Membangun kesadaran merek melalui kampanye besar-besaran.
- Menggunakan daya tarik emosional untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
- Meningkatkan kredibilitas produk melalui iklan yang didukung oleh figur publik atau selebritas.
Dengan semakin berkembangnya televisi, iklan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, membentuk kebiasaan konsumen, serta menciptakan standar baru dalam dunia periklanan.
4. Iklan Digital dan Internet (2000-an – Sekarang)
Perkembangan teknologi digital membawa perubahan besar dalam sejarah periklanan. Jika sebelumnya iklan hanya bisa menjangkau audiens secara luas tanpa personalisasi.
Kini internet memungkinkan periklanan yang lebih terukur, personal, dan berbasis data.
Dengan berbagai platform digital yang tersedia, perusahaan dapat menargetkan audiens dengan lebih akurat berdasarkan;
- Minat,
- Demografi, hingga
- Perilaku online.
Hal ini menjadikan iklan lebih efektif dibandingkan metode konvensional.
Selain itu, siapa yang membuat iklan kini bukan hanya perusahaan besar—bisnis kecil hingga individu pun bisa menjalankan kampanye iklan digital dengan mudah dan biaya yang lebih fleksibel.
Berikut adalah beberapa bentuk periklanan digital yang berkembang pesat dalam dua dekade terakhir:
Google Ads dan Iklan Berbasis Mesin Pencari
Salah satu inovasi terbesar dalam dunia periklanan digital adalah model Search Engine Advertising (SEA), yang memungkinkan bisnis menjangkau pelanggan berdasarkan kata kunci yang mereka cari.
- Google Ads (dulu Google AdWords) diluncurkan pada tahun 2000, menjadi platform iklan berbayar terbesar di dunia.
- Model iklan ini menggunakan Pay-Per-Click (PPC), di mana pengiklan hanya membayar ketika seseorang mengklik iklan mereka.
- Iklan berbasis pencarian sangat efektif karena muncul tepat saat seseorang mencari produk atau layanan terkait, meningkatkan peluang konversi.
Selain Google, mesin pencari lain seperti Bing dan Yahoo juga menawarkan layanan iklan serupa, meskipun dengan jangkauan yang lebih kecil.
Iklan di Media Sosial
Perkembangan media sosial mengubah cara orang berinteraksi dengan konten, termasuk iklan.
Platform seperti Facebook, Instagram, TikTok, LinkedIn, dan Twitter menawarkan sistem periklanan yang dapat disesuaikan dengan preferensi pengguna.
- Facebook Ads (2007) menjadi salah satu pelopor dalam iklan berbasis data, memungkinkan pengiklan menargetkan audiens berdasarkan usia, lokasi, minat, hingga kebiasaan online.
- Instagram Ads (2015) memanfaatkan kekuatan visual untuk menarik perhatian pengguna dengan konten gambar dan video.
- TikTok Ads (2019) berkembang pesat dengan model iklan berbasis video pendek yang lebih interaktif dan mudah viral.
- LinkedIn Ads lebih fokus pada iklan profesional, cocok untuk pemasaran B2B dan lowongan pekerjaan.
Iklan media sosial tidak hanya menargetkan pengguna berdasarkan demografi, tetapi juga berdasarkan interaksi sebelumnya, memungkinkan iklan ditampilkan kepada orang-orang yang sudah pernah berinteraksi dengan merek tertentu.
Influencer Marketing
Selain iklan berbayar di platform digital, muncul pula strategi influencer marketing, di mana perusahaan bekerja sama dengan individu berpengaruh untuk mempromosikan produk secara lebih autentik.
- Influencer memiliki audiens yang loyal, sehingga rekomendasi mereka sering dianggap lebih kredibel dibandingkan iklan biasa.
- Merek dapat memilih influencer berdasarkan jumlah pengikut (nano, mikro, atau makro-influencer) sesuai dengan target pasar mereka.
- Platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok menjadi media utama dalam strategi pemasaran ini.
Influencer marketing semakin berkembang karena perubahan perilaku konsumen yang lebih percaya pada opini individu dibandingkan iklan tradisional.
Perubahan Peran dalam Dunia Periklanan
Jika sebelumnya periklanan hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar dengan anggaran besar, kini siapa yang membuat iklan tidak lagi terbatas pada agensi atau korporasi besar.
- Bisnis kecil dapat menjalankan kampanye iklan sendiri dengan anggaran minimal.
- Individu dapat memanfaatkan media sosial dan Google Ads untuk mempromosikan produk atau jasa mereka.
- Platform periklanan berbasis AI seperti Facebook Ads Manager atau Google Smart Campaigns membantu pengiklan pemula mengelola kampanye dengan lebih mudah.
Dengan berkembangnya teknologi digital, periklanan menjadi semakin demokratis—siapa pun bisa beriklan, baik untuk bisnis, personal branding, maupun tujuan lainnya.
Kesimpulan
Sejarah periklanan menunjukkan perkembangan dari metode komunikasi sederhana menjadi industri yang kompleks dan berbasis teknologi.
Dari prasasti di zaman kuno hingga iklan digital yang dapat dipersonalisasi, periklanan terus berkembang mengikuti kemajuan zaman.
Dengan teknologi yang terus berkembang, masa depan periklanan kemungkinan akan lebih berbasis kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi.
Bisnis yang memahami evolusi periklanan dapat beradaptasi lebih baik dan menggunakan strategi yang lebih efektif untuk menjangkau audiens mereka.